SISTEM INFORMASI BERBASIS DATABASE DAN KOMPUTER PADA RUMAH SAKIT

DAFTAR ISI

 

DAFTAR ISI                                                                                                                          2

BAB I LATAR BELAKANG                                                                                                     3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA                                                                                                 7

BAB III METODE PELAKSANAAN                                                                                         8

BAB IV RINCIAN ANGGARAN                                                                                              9

DAFTAR PUSTAKA                                                                                                           11

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB I

LATAR BELAKANG

 

Seorang bayi berusia dua bulan bernama Naila, putri dari pasangan Mustari dan Nursia, warga Kabupaten Pinrang, meninggal di pangkuan ibunya, Rabu (30/10/2013).
Diduga, Naila meninggal karena terlambat mendapat pertolongan saat akan berobat di Rumah Sakit Umum (RSU) Lasinrang, Pinrang.
Naila terlambat mendapat perawatan medis karena proses administrasi yang berbelit-belit. Padahal, kala itu Naila sudah membutuhkan bantuan darurat karena napasnya yang tersengal-sengal.

Belum lengkapnya berkas keterangan sebagai warga miskin menjadi alasan perawat setempat menolak memberi layanan kesehatan. Sebelumnya, Naila sempat diperiksa di Puskesmas Lampa sebelum dirujuk ke RS tersebut. “Saya ke rumah sakit karena rujukan puskesmas. Saya juga sudah serahkan KTP dan surat rujukan dari puskesmas, tapi oleh pihak rumah sakit dimintai lagi surat keterangan lahir. Saya sudah minta supaya anak kami diperiksa dulu sambil menunggu surat lahirnya karena jarak rumah kami dengan rumah sakit sangat jauh,” kata Mustari, Kamis (31/10/2013) siang. Warga Dusun Patommo, Desa Kaliang, Kecamatan Duampanua, ini mengaku bahkan sempat berdebat dengan pihak rumah sakit. Sementara bayinya sudah dalam keadaan lemas. “Anak saya meninggal di pangkuan ibunya, saat saya masih berdebat di loket rumah sakit dengan petugas setempat agar membantu perawatan anak kami,” kata Mustari lirih.
Ayah korban sempat mengamuk dan membanting berkas yang ditolak petugas rumah sakit di depan loket layanan. “Saya putus asa dan membawa pulang putri kami yang sudah meninggal untuk kami kebumikan,” ujarnya.
Sementara Direktur RSU Lasinrang dr Hasnah, yang berusaha dikonfirmasi, belum berhasil ditemui. (http://www.tribunnews.com/regional/2013/10/31/bayi-ini-meninggal-di-depan-loket-karena-ditolak-rumah-sakit)

Permasalahan tentang kurang maksimalnya pelayan sebuah Rumah Sakit bukan kali ini saja terjadi , sudah banyak kasus serupa dengan yang dialami Naila sering terjadi di Rumah Sakit Negeri ataupun Swasta.di Indonesia . Itu dikarenakan kurangnya pemanfaatan teknologi yang ada membuat proses administrasi berjalan lambat dan berbelit – belit .Hal ini juga ditambah dengan kurangnya pemaham keluarga pasien terhadap prosedur yang harus dipenuhi menjadi salah faktor penyebab terjadinya permasalah seperti yang dialami keluarga Naila. Pada dasarnya semua pasien yang dating kerumah sakit dalam keadaan tidak baik . Namun harus ada skala prioritas dalam pelayanan dirumah sakit karena tidak semua pasien dalam keadaan yang sama . Ada pasien yang dalam keadaan tertentu yang harus mendapatkan perawatan secepatnya. Dalam Kasus ini diketahui bahwa keluarga pasien belum bisa melengkapi berkas keterangan keluarga miskin sebagai pengganti biaya administrasi membuat pihak rumah sakit tidak bisa memberikan pelayanan karena rumah sakit memiliki Standar Operasional Pelayanan dalam melakukan pelayanan kepada pasien . Dan hal itu yang belum bisa dipenuhi keluarga Naila dan Rumah sakit tidak bisa memberikan pelayanan walau pasien dalam keadaan kritis.  

Dalam hal ini  sudah seharusnya ada pengembangan teknologi yang dapat memperbaiki layanan perawatan medis terhadap pasien tak perduli kondisi ekonomi pasien tersebut tetapi berpatok kepada skala prioritas keadaan pasien yang harus dilayani terlebih dahulu . Maka dari itu kami akan mengembangkan teknologi “ Sistem Informasi Rumah Sakit “ yang berfungsi untuk memecah penumpukan pasien yang menyelesaikan adminstrasi dengan cara membaginya sesuai kategori tertentu.

  1. Pasien Baru ( Pasien yang baru pertama kali melakukan perawatan dirumah sakit tersebut dan harus mengisi Formulir untuk mendapatkan Nomor pasien dan rekam mediknya dapat masuk di database rumah sakit.
  2. Pasien Lama (Pasien yang sudah memiliki Nomor pasien dirumah sakit tersebut)

Pada Kategori Pasien Lama , yaitu pasien yang sudah memiliki nomor pasien . mereka akan dibagi menjadi kelompok – kelompok tertentu.

Kelompok tersebut akan dibagi menjadi 4 kelompok  :

  1. Reguler ( Pasien yang tidak menggunakan asuransi ataupun jaminan kesehatan)
  2. Asuransi ( Pasien yang menggunakan asuransi untuk membiayai perawatan)
  3. Jaminan Kesehatan (Pasien yang menggunakan jaminan kesehatan dari instansi pemerintahan ataupun instansi lainya selain asuransi)
  4. Prioritas (Pasien yang dalam kondisi darurat akan mendapatkan pelayanan terlebih dahulu dan proses administrasi dilakukan setelah dilakukan tindakan dan diagnosa. Dengan catatan pasien dan salah seorang keluarga menyerahkan KTP asli sebagai jaminan)

Dari kelompok – kelompok tersebut akan dibagi lagi menjadi 2 bagian , yaitu Pasien Rawat Jalan yang meliputi pelayanan Pendaftaran Poliklinik  , Rekam Medik dan Fisioterapi dan Pasien Rawat Inap yang meliputi pelayanan Ruang Perawatan dan Tindakan  Operasi.

Semua pelayanan tersebut akan berbasis komputer dan database yang dapat memudahkan  dan mempercepat pelayanan. Dengan hal tersebut dapat meminimalisir Human Error yang bisa terjadi pada pelayanan dirumah sakit tersebut. Dan dengan adanya sistem seperti ini diharapkan tidak ada lagi pasien yang harus mengantri lama hanya untuk sekadar daftar poliklinik atau daftar rekam medik karena loket pendaftaran sudah dibagi beberapa bagian dan juga pelayanan berbasis komputer yang membuat pasien hanya berhadapan dengan komputer untuk mendaftar layaknya mengoperasikan mesin ATM itu membuat pelayanan menjadi lebih cepat . Dengan sistem pelayanan tersebut pasien yang dalam keadaan darurat sekalipun bisa mendapatkan pelayanan dengan cepat dan memperkecil kemungkinan memburuknya kondisi pasien. Pada loket Jaminan Kesehatan juga akan disediakan layanan konsultasi yang ditujukan untuk mempermudah dan membantu pelayanan pasien yang memiliki masalah kelengkapan dokumen ataupun surat keterangan agar secepatnya diberikan pelayanan.

Cara kerja dari sistem ini adalah dengan menempatkan beberapa komputer yang berfungsi sebagai komputer di setiap bagian dari kelompok- kelompok diatas. Komputer – komputer tersebut terhubung ke sebuah sever kelompok yang juga terhubung ke server Pusat dan Database  rumah sakit yang berisi data – data pasien seperti tempat tinggal pasien , Rekam medik dan riwayat penyakit pasien. Dengan diagram alur sebagai berikut.

Komputer Pelayan            Server Kelompok             Server Pusat

                                                                                   Database Rumah Sakit

 

Pada saat sistem ini mulai berjalan selain komputer pelayan dan server , ada juga komputer yang berfungsi untuk memberikan informasi di setiap unit pelayanan . seperti informasi Ruang rawat inap dan informasi dokter poliklinik yang langsung terhubung dengan server dan komputer pelayanan.   Selain pada komputer informasi  yang tersedia ,  Tersedia juga LED yang akan menampilkan informasi yang dibutuhkan pasien . Semua aktifitas sistem juga akan di monitor oleh komputer khusus yang ditempatkan di ruang teknisi . Jika terjadi masalah pada sistem maka teknisi dapat mengetahui penyebab kerusakan langsung dari komputer tersebut.

Informasi di dalam database sistem bersifat Protected dan hanya dapat diakses dan diubah oleh admin server dan pasien ( Dengan menggunakan Nomor Pasien) sehingga data – data dan riwayat kesehatan pasien dapat terjaga .  

Dengan diterapkanya sistem tersebut diharapkan tidak ada lagi kasus pasien yang tidak diberikan karena kekurangan dokumen ataupun terlalu lama mengurus administrasi. Karena bagaimanapun Nyawa seorang manusia diatas segalanya dibandingkan dengan Standar Operasional Pelayan sebuah rumah sakit.  Karena Tujuan adanya sebuah rumah sakit adalah untuk melayani dan memberikan perawatan kepada pasien dalam keadaan apapun.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dari permasalahan pelayanan Rumah Sakit di dapat fakta bahwa kasus – kasus yang terjadi di dominasi oleh warga miskin yang kesulitan mendapatkan pelayanan karena penolakan rumah sakit akibat kurangnya dokumen.  Dari data yang di dapat , dari 250 juta penduduk Indonesia ada sekitar 28 juta yang tergolong warga miskin jumlah ini hanya sekitar 11.2% penduduk Indonesia . Namun penggunaan Jaminan Kesehatan dengan menggunakan surat keterangan warga miskin jauh diatas data diatas . Dengan perbedaan data yang terjadi membuat perkiraan pelayanan yang dilakukan dirumah sakit dengan yang terjadi sebenarnya berbeda itu yang membuat pelayanan rumah sakit terhadap warga miskin menjadi minim dan lambat karena jumlahnya jauh diatas data yang diberikan oleh pemerintah .

Diambil contoh DKI Jakarta yang telah menerapkan kartu Jakarta sehat sebagai jaminan kesehatan.  DKI Jakarta memiliki 116 Rumah sakit Daerah ataupun swasta . Dari data yang didapat bahwa dari sekitar 10 juta warga Jakarta ada sekitar 370 ribu warga miskin atau sekitar 3.70% saja . Namun faktanya Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo telah membagikan 1.733.991 kartu Jakarta sehat hingga November 2012 . Jumlah itu berarti 5 kali lipat dari jumlah warga miskin di Jakarta . Dari perbedaan data yang didapat rumah sakit dengan kenyataanya  jika dibagi rata seharusnya setiap rumah sakit hanya melayani 3200 pasien kartu jakarta sehat setiap 3 bulan (Karena setiap warga berobat ke rumah sakit minimal 1 kali dalam 3 bulan) dengan jumlah itu rumah sakit hanya membutuhkan sektar 3 loket yang melayani jaminan kesehatan . Namun kenyataanya Sebuah rumah sakit harus melayani sekitar 15.000 pasien kartu jakarta sehat. Dengan jumlah loket pelayanan hanya 3 buah tentu akan melebihi kapasitas . Saat itulah terjadi antrian pendaftaran pasien yang membuat pelayanan lambat dan membuat keadaan semakin buruk.

Maka dari itu sebelum program ini dibuat akan dibuat analisa tentang prakiraan jumlah pasien dengan membandingkan data yang didapat dengan fakta dilapangan agar program ini dapat berjalan dengan baik dan berfungsi sepenuhnya. Dengan analisa ini juga dapat dibuat akan dibuat penyesuaian jumlah loket pelayanan sesuai kategori yang telah ditentukan . Agar pelayanan dapat berjalan cepat digunakanlah pelayanan berbasis komputer. Karena setiap orang yang dating ke Rumah sakit ingin cepat mendapat pelayanan sesuai dengan kondisi yang dialami.

BAB III

METODE PELAKSANAAN

Dalam Pemembuatan Sistem ini waktu yang dibutuhkan adalah 4 bulan dengan program kerja yang meliputi :

  1. Studi Literatur
  2. Desain Awal
  3. Pengujian Terhadap Desain Awal
  4. Desain Ulang ( Jika Terjadi permasalahan)
  5. Perancangan Desain Final
  6. Pembuatan Sistem
  7. Pengujian Sistem
  8. Perbaikan Sistem (Jika Masih ada kekurangan)
  9. Pengujian Tahap Akhir

      

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB IV

RINCIAN ANGGARAN

I . Pekerja

No

Jabatan

Jumlah

Gaji/Bulan

Lama Bekerja

Jumlah Total

1

Programmer

6

Rp 9.000.000

4

Rp 216.000.000

2

Teknisi

20

Rp 4.500.000

4

Rp 360.000.000

3

Maintenance Officer

10

Rp 3.000.000

12

Rp 360.000.000

Total Pengeluaran

Rp 936.000.000

 

II. Pengeluaran Utama

No

Pengeluaran

Jumlah

Harga Satuan

Harga Total

1

Komputer Server Pusat (IBM)

2

Rp 50.000.000

Rp 100.000.000

2

Komputer Server Bagian (IBM)

5

Rp 40.000.000

Rp 200.000.000

3

Komputer Pelayan

35

Rp 5.000.000

Rp 175.000.000

4

Komputer Monitor

10

Rp 15.000.000

Rp 155.000.000

5

Komputer Informasi (Rawat Inap)

30

Rp 10.000.000

Rp 300.000.000

6

Komputer Informasi (Rawat Jalan)

30

Rp 10.000.000

Rp 300.000.000

7

Software

105

Rp 1.500.000

Rp 157.500.000

8

Pembuatan Jaringan Nirkabel

1

Rp 100.000.000

Rp 100.000.000

9

LED Monitoring Sistem

10

Rp 5.000.000

Rp 50.000.000

10

LED Informasi

20

Rp 5.000.000

Rp 100.000.000

Total Pengeluaran

Rp 1.637.500.000

 

 

 

 

III. Pengeluaran Lain- lain

No

Jenis Pengeluaran

Harga

1

Biaya Pemasangan

Rp 50.000.000

2

Biaya Pengembangan Teknologi

Rp 250.000.000

3

Biaya Perawatan Sistem (Selama 1 Tahun)

Rp 600.000.000

Total Pengeluaran

Rp 900.000.000

 

Total Pengeluaran

No

Jenis Pengeluaran

Total

1

Biaya Pekerja

Rp 936.000.000

2

Pengeluaran Utama

Rp 1.637.500.000

3

Pengeluaran Lainya

Rp 900.000.000

Total

Rp 3.473.500.000

 

JADWAL KEGIATAN

NO

KEGIATAN

BULAN KE-1

BULAN KE-2

BULAN KE -3

BULAN KE -4

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

1

Studi Literatur

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

2

Desain Sistem

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

3

Pengujian Desain

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

4

Desain Final

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

5

Pembuatan Sistem

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

6

Pengujian Sistem

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

7

Penyempurnaan Sistem

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

http://www.tribunnews.com/regional/2013/10/31/bayi-ini-meninggal-di-depan-loket-karena-ditolak-rumah-sakit

http://www.bhinneka.com/aspx/bhindexpc.aspx

http://id.wikipedia.org/wiki/Daerah_Khusus_Ibukota_Jakarta

http://megapolitan.kompas.com/read/2013/05/28/10022795/Jokowi.Bagikan.1.733.991.Kartu.Jakarta.Sehat

http://roedihabibie.50webs.com/rumahsakit.html

http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&id_subyek=23&notab=1

http://www.kaskus.co.id/